Archive for Juni, 2009

Me Vs Mahameru

Mahameru

Dimana impianku tercapai

Mahameru

Dimana impianku lainnya menghilang

Baca selengkapnya…

From milis…apa artinya keluarga

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. “Oh, maafkan saya” adalah reaksi saya.. Ia berkata, “Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda.” Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan.

Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. “Minggir,” kata saya dengan marah.

Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, “Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu.”

“Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu.” Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes.

Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, “Bangun, nak, bangun,” kataku. “Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?”

Ia tersenyum, ” Aku menemukannya jatuh dari pohon. Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru.”

Aku berkata, “Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi.”
Si kecilku berkata, “Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu. ”
Aku pun membalas, “Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru..”

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas?

Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA? Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY..

FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I), (L)OVE, (Y)

Teruskan cerita ini kepada orang-orang yang kau pedulikan. Saya telah melakukannya.

Semoga ada manfaatnya …

Ain…mata….

Mata  adalah jendela hati. Sungguh kiasan yang indah.

Tapi bagi saya mata adalah jendela dunia.

Dengan  mata, terbingkai visual dunia di luar diri secara utuh dalam kecepatan penuh ke gudang pikiran, hingga  kita bisa langsung mengetahui ini apa, siapa dan bagaimana dalam wujud yang dapat dilihat dan disentuh.

Kalau ada yang bilang,  kadang apa yang kita lihat, bukanlah yang sebenarnya, disinilah sesungguhnya lapisan kedua dari mata berbicara. Mata hati.

Mata ini lah yang bisa disebut sebagai jendela hati . Ketika mata yang memandang dunia sudah tak kuasa membedakan mana yang benar dan yang salah, maka mata hatilah yang akan berbicara.

Mata dunia yang berkoneksi dengan ribuan saraf dan berpusat di gudang pikiran, hanya ingin yang realistis dan rasional saja. Hanya ingin kepastian dengan hitungan angka dan rumus yang dapat dilihat kasat mata.

Namun mata hati kerap dan pasti selalu benar, karena dia berkoneksi dengan tempat bersemayamnya dzat yang memuliakan kita.  Dan mata hati yang selalu mampu melihat yang benar adalah mata hati yang membiarkan kelopak matanya berselubung aura yang maha kuasa.